Ekonomi Kerakyatan

Ekonomi Kerakyatan
Dani Soenarso

Jumat, 28 Februari 2014

Gerindra: KPU Jangan Lupakan Hak Politik Warga Difabel

 
Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak memberlakukan template braille untuk surat suara DPR dan DPRD untuk Pemilu 2014 mendatang. Template braile hanya berlaku pada surat suara DPD. KPU akan menyediakan pendamping bagi pemilih tuna netra pada saat di TPS.
 
Juru bicara Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) untuk Pemilihan Umum 2014 bidang Hukum dan HAM, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa setiap warga negara termasuk warga difabel (penyandang cacat) harus dilindungi hak politiknya. “Tidak adanya template braille untuk pemilih yang menyandang tuna netra merupakan  langkah mundur dari KPU. Pada pemilu sebelumnya hal tersebut diberlakukan, mengapa sekarang tidak?”
 
Menurut Dasco, hal ini juga bertentangan dengan asas langsung, umum, bebas dan rahasia (LUBER) dalam penyelenggaraan pemilu, “Setiap warga negara termasuk juga penyandang difabel mempunyai hak untuk dijaga kerahasiaannya pada saat memilih di TPS. Dengan adanya pendamping, asas LUBER tersebut akan hilang. Hal ini akan sangat merugikan bagi mereka.”
 
“Adanya pendamping untuk pemilih yang menyandang tuna netra dikhawatirkan akan menimbulkan terjadinya kecurangan. Kredibilitas pendamping pemilih tuna netra tersebut juga diragukan.” tegas Dasco.
 
Dasco juga mengatakan bahwa KPU juga harus memperhatikan fasilitas pendukung bagi warga  difabel agar dapat menggunakan hak pilihnya dengan baik. “Misalnya dengan adanya jalur atau kotak suara khusus bagi warga difabel. Namun harus tetap diperhatikan pula asas LUBER tersebut, jangan sampai angka golput meninggi karena warga difabel merasa hak pilih mereka tidak dilindungi. Negara harus melindungi sepenuhnya hak politik mereka sebagai warga negara Indonesia.  
 

Gerindra Mengutuk Keras Kasus Pornografi Anak

Kasus pornografi anak kembali mengemuka setelah polisi menangkap pelaku bisnis video online pornografi anak, Deden Martakusumah di Bandung. Menurut pihak kepolisian, Modus yang dilakukan Deden adalah dengan mengunduh video porno anak dari situs luar negeri kemudian ia unggah kembali di beberapa situs yang dikelolanya. Untuk bisa mengakses situs dan mengunduh video, pengunjung situs dikenai biaya Rp. 30 ribu hingga Rp. 80 ribu.

Juru bicara bidang teknologi informasi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), M. Ralie Siregar mengatakan bahwa Gerindra sangat mengutuk kasus pornografi anak tersebut. “Pornografi anak adalah tindakan yang terkutuk, pelaku harus diberi hukuman yang berat agar kasus seperti ini tidak terjadi lagi.”

Ralie mengatakan bahwa pornografi sangat berbahaya bagi generasi penerus bangsa, oleh karena itu harus dilakukan upaya yang konkrit dari pemerintah untuk mengatasi hal tersebut. “Kementerian Komunikasi dan Informasi (kominfo) memang telah mengupayakan pemblokiran situs-situs yang mengandung konten pornografi. Namun pada kenyataannya walau sudah dilakukan pemblokiran tetap saja bisa bisa ditembus. Oleh karena itu  perlu dilakukan pengawasan secara terus-menerus dan komprehensif, selain itu perlu ada evaluasi secara berkala untuk untuk memastikan sistem pengawasan berjalan dengan baik.”

Menurut Ralie, Pemerintah juga bisa bekerjasama dengan Internet Service Provider (ISP) untuk melakukan pemblokiran dan juga melacak hal  adanya konten-konten pornografi termasuk diantaranya pornografi anak. “Jika melihat kasus Deden, yang bersangkutan kan mengunduh video melalui ISP lokal. Seharusnya sejak awal sudah bisa dilacak, tak perlu menunggu hingga video-video itu tersebar. Jika pemerintah dan kepolisian tidak cepat tanggap yang dirugikan tentu saja anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Seharusnya mereka diberikan perlindungan penuh dari pornografi.”

Yang paling penting dalam menyikapi kasus ini adalah kemauan dari pemerintah untuk menanggulangi agar kasus seperti ini tidak terulang kembali. Jangan tunggu anak-anak kita menjadi rusak baru kemudian pemerintah turun tangan. Masa depan bangsa ini ditentukan oleh mereka, mau jadi apa bangsa ini jika generasi penerusnya rusak.” tutup Ralie.

Gerindra: Subsidi BBM Bisa Dialihkan Untuk Pembangunan Infrastruktur


Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) tahun 2014,total anggaran untuk subsidi energi adalah sebesar Rp. 282, triliun dengan alokasi subsidi untuk  Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp. 210, 7 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp 71,4 triliun.

Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prof. Dr. Suhardi mengatakan bahwa subsidi energi terutama BBM sangatlah membebani keuangan negara, “Besarnya anggaran untuk subsidi BBM sangat timpang dengan anggaran untuk sektor lainnya, anggaran untuk Departemen Perhubungan Umum sebesar Rp 84, 1 triliun sedangkan anggaran Departemen Perhubungan sebesar 40 triliun.”

“Pada kenyataannya saat ini banyak infrastruktur yang rusak dan perlu diperbaiki. Seharusnya alokasi anggaran untuk subsidi BBM bisa dialihkan sebagian untuk pembangunan infrastruktur yang rusak, membangun jalan baru, dan menambah armada angkutan umum bagi masyarakat.” tutur Prof. Suhardi.

Prof. Suhardi mengatakan bahwa subsidi BBM dapat dikurangi dengan mengembangkan sumber energi alternatif, “Dalam jangka waktu beberapa tahun, cadangan minyak di negeri ini akan habis. Padahal kebutuhan BBM dalam negeri sangatlah tinggi sehingga negara harus mengimpor dari luar negeri untuk menutup kekurangan. Langkah yang konkrit untuk mengatasi masalah ini adalah pengembangan energi alternatif.”

“Penggunaan BBM untuk sumber energi listrik dapat dialihkan dengan pengembangan sumber energi seperti panas bumi dan air. Untuk kendaraan bermotor, BBM bisa dialihkan dengan penggunaan bahan bakar nabati bioethanol yang berasal dari tumbuhan. Dengan demikian subsidi BBM dapat dikurangi dan dialihkan pada sektor-sektor lainnya yang lebih membutuhkan. Namun hal tersebut bisa terlaksana tentunya bergantung pada pemerintah sebagai pembuat pembuat kebijakan.” tegas Prof. Suhardi.

Menurut Prof. Suhardi Gerindra mempunyai program kerja yang berkaitan dengan ketahanan energi, “Dalam 6 Program Aksi Transformasi Bangsa Partai Gerindra, ada program pembangunan 2 juta hektar lahan baru untuk menanam bahan baku bioethanol seperti ubi kayu, ubi jalar, sagu, dan bahan lainnya.  Ada juga program pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi dan air dengan kapasitas total 10.000 MW.”

Gerindra: BBM Untuk Listrik Bebani APBN, Saatnya Beralih ke Energi Alternatif


Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014, pengeluaran negara untuk subsidi energi sebesar Rp. 282, 1 triliun dengan rincian subsidi bahan bakar minyak (BBM) Rp. 210,7 triliun dan subsidi listrik Rp. 71,4 triliun.
Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prof. Dr. Suhardi mengatakan bahwa penggunaan BBM sebagai sumber energi listrik sangat membebani perekonomian negara, “Saat ini sumber energi listrik masih didominasi oleh BBM. Padahal cadangan minyak negara kita semakin menipis, bahkan untuk memenuhi kebutuhan nasional yang sangat tinggi negara kita terpaksa melakukan impor. Jika hal ini terus dibiarkan maka perekonomian akan semakin terbebani.”  
Prof. Suhardi mengatakan bahwa satu-satunya jalan keluar adalah dengan penggunaan sumber energi alternatif. “Negara Indonesia patut bersyukur karena berada di zona tropis sehingga mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun, begitu juga dengan sumber panas bumi yang melimpah dan tersebar di seluruh negeri. Penggunaan sumber energi alternatif akan jauh lebih ekonomis ketimbang menggunakan BBM. Tarif dasar listrik bisa diturunkan secara bertahap, dana subsidi bisa dialokasikan untuk sektor lain seperti pembangunan infrastruktur atau subsidi pendidikan dan kesehatan.”
“Saya rasa wacana penggunaan energi alternatif sudah ada sejak lama. Yang jadi permasalahan adalah apakah pemerintah sebagai pembuat kebijakan benar-benar menerapkan kebijakan tersebut. Apalah artinya sebuah rencana tanpa aksi nyata. Oleh karena itu butuh kepemimpinan yang kuat untuk mewujudkan hal tersebut.” tutur Prof. Suhardi.
Menurut Prof. Suhardi, Gerindra sebagai partai politik yang mempunyai perhatian besar terhadap masalah ketahanan energi  mempunyai program kerja untuk membangun pembangkit listrik tenaga  panas bumi dan air dengan kapasitas total 10.000 MW seperti yang tercantum dalam 6 Program Aksi Transformasi Bangsa. “Kami berkomitmen penuh untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan energi, jika diberi kepercayaan oleh rakyat saya menjamin bahwa program kerja tersebut pasti dijalankan.”  tegasnya.

Kamis, 27 Februari 2014

Gerindra: KPK Adalah Institusi Paling Kredibel, Seluruh Rakyat Wajib Melindunginya Dari Upaya Pelemahan


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terancam dilemahkan kewenangannya. Hal ini terjadi seiring dengan belum jelasnya proses revisi Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang berpotensi melemahkan kewenangan KPK, khususnya dalam tahapan penyelidikan.

Dalam pembahasan revisi RUU tersebut, kewenangan KPK akan dikurangi karena korupsi tidak lagi dikategorikan sebagai kejahatan khusus. KPK juga tidak akan leluasa untuk melakukan penyadapan sebagai bagian dari metode penyidikan kasus korupsi.

Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Sadar Subagyo mengatakan bahwa Gerindra akan melawan segala upaya pelemahan terhadap KPK baik secara intra-parlemen maupun inter-parlemen.
“Perlu diketahui bahwa diantara semua lembaga penegak hukum, yang paling kredibel dan belum terkontaminasi adalah KPK. Seluruh rakyat wajib untuk melindungi menjaga KPK dari segala upaya pelemahan.” tegas Sadar.

Sadar mengatakan bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa yang telah melemahkan sendi-sendi kehidupan bangsa, “Saya tak bisa membayangkan jika KPK dilemahkan dan rakyat diam saja, mau jadi apa negara ini? KPK adalah ujung tombak dalam pemberantasan korupsi di negeri ini, jika dilemahkan maka korupsi akan semakin merajalela. Gerindra mempunyai komitmen yang sangat kuat terhadap pemberantasan korupsi, maka kami akan mengerahkan segala upaya untuk mendukung  dan melindungi KPK.”

Senin, 24 Februari 2014

Dukung Penuh KPK, Gerindra Instruksikan Caleg Tolak Gratifikasi



Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengirimkan surat bernomor B-288/01-13/01/2014 tanggal 12 Februari 2014 kepada seluruh ketua umum partai politik peserta pemilu yang berisi peringatan apabila calon anggota DPR, DPD, dan DPRD yang kini menjabat, atau posisi lainnya yang dikategorikan sebagai penyelenggara  negara atau pegawai negeri, menerima dana kampanye atau penerimaan dalam bentuk lainnya, maka itu dikategorikan sebagai gratifikasi.
 
 
Juru bicara KPK, Johan Budi mengatakan bila ada caleg yang masih menjabat sebagai anggota DPR, DPRD, dan DPD atau penyelenggara negara atau pegawai negeri yang terpaksa atau terlanjur menerima gratifikasi, maka yang bersangkutan wajib untuk melaporkan kepada KPK selambat-lambatnya 30 hari kerja sejak tanggal penerimaan gratifikasi.   
 
KPK juga menghimbau untuk tidak memberikan gratifikasi kepada penyelenggara pemilu, mulai dari pimpinan atau pegawai Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) hingga seluruh jajarannya di daerah dan atau pihak lain yang termasuk dalam kualifikasi penyelenggara negara.
 
Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prof. Dr. Suhardi mengatakan bahwa Partai Gerindra mendukung penuh himbauan KPK terkait pelarangan penerimaan dana kampanye yang dikategorikan sebagai gratifikasi. “Kami selama ini mendukung penuh upaya pemberantasan korupsi yang telah dilakukan oleh KPK. Begitu juga dengan larangan untuk menerima gratifikasi.”
 
“Berdasarkan himbauan dari KPK, Saya sebagai Ketua Umum Partai Gerindra menginstruksikan kepada seluruh calon legislatif Partai Gerindra, baik di tingkat DPR RI, DPRD, dan DPD, yang masih menjabat sebagai pejabat penyelenggara negara untuk tidak menerima dana kampanye dan penerimaan lainnya yang termasuk kategori gratifikasi. Mari kita wujudkan Pemilu yang bersih dan bebas dari korupsi untuk mewujudkan kemenangan bagi seluruh rakyat Indonesia. ” tutur Prof. Suhardi.

Gerindra Prihatin Apel Malang Kalah Bersaing Dengan Apel Impor


Sekretaris Jenderal Asosiasi Hortikultura Nasional (AHN) Ramdansyah mengatakan  bahwa keberadaan apel Malang mulai tersingkir akibat membanjirnya apel impor asal China. Akibat berlimpahnya apel impor, maka harga apel lokal menjadi terpuruk. Ada harga apel yang kemudian jatuh menjadi Rp 2.500 per kg di tingkat eceran.

Menurut Ramdansyah, perlindungan pemerintah tidak dirasakan oleh para petani. Ada sejumlah persoalan petani Malang di sana. Sekitar 60% sampai dengan 70% lahan pertanian apel di sana sudah beralih fungsi. Lahan perkebunan apel ada yang beralih menjadi hotel, tempat hiburan, dibiarkan terlantar atau beralih menjadi perkebunan tebu.

Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prof. Dr. Suhardi mengatakan bahwa Gerindra sangat prihatin atas tersingkirnya keberadaan apel Malang akibat dominasi apel impor. “Sungguh ironis jika apel Malang yang terkenal hingga seluruh negeri justru gagal menjadi tuan rumah di negeri sendiri karena serbuan apel impor.”

“Ini sudah keterlaluan, pemerintah seperti tidak punya kebijakan untuk melindungi petani lokal. Pada kenyataannya hampir semua produk pangan kita impor dari luar. Padahal negara ini kaya dengan sumber pangan termasuk diantaranya apel Malang yang seharusnya menjadi ikon buah nasional. Sudah saatnya kebijakan pemerintah lebih berpihak kepada petani lokal. ”  

Menurut Prof. Suhardi, petani lokal adalah ujung tombak dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan nasional. “Gerindra sangat peduli pada masalah kedaulatan pangan nasional seperti yang tercantum dalam 6 Program Aksi Transformasi Bangsa Partai Gerindra.  Apabila kami diberikan kepercayaan oleh rakyat untuk memimpin negeri ini, kedaulatan pangan akan akan terjamin. Tak perlu lagi negara ini mengimpor dari negara lain.” 

Jumat, 21 Februari 2014

Gerindra: Hakim MK Jangan Berasal Dari Parpol


Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Fadli Zon mengatakan bahwa hakim MK harus bebas dari kepentingan politik apapun, “Oleh karena itu Hakim MK haruslah merupakan orang yang benar-benar kompeten dalam bidang hukum tata negara dan bukanlah seseorang yang pernah bergabung dengan partai politik.”

“Apabila Hakim MK yang nantinya terpilih berasal dari pertai politik, dikhawatirkan hakim tersebut hanya mementingkan kepentingan golongannya saja. Potensi timbulnya penyelewengan pun sangat besar.”  tutur Fadli.

Menurut Fadli, independensi Hakim MK hal ini sangat penting untuk menjaga kredibilitas MK sebagai lembaga hukum tertinggi. “Perlu diperhatikan juga bahwa keputusan yang dibuat MK adalah bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat, oleh karena itu Hakim MK sebagai pembuat keputusan haruslah orang yang benar-benar mempunyai integritas.”

Fadli juga mengatakan bahwa kasus Akil Mochtar hendaknya menjadi pelajaran bagi MK untuk bisa menjaga kredibiltasnya, “Kredibilitas MK dalam penegakan hukum tengah disorot karena kasus Akil Mochtar. Oleh karena itu MK harus memastikan bahwa kasus seperti itu tidak terulang kembali. Jangan sampai rakyat hilang kepercayaan terhadap penegakan hukum.
 

Rabu, 19 Februari 2014

Masalah DPT Belum Selesai, Gerindra Pertanyakan Kesiapan Pemilu



Kepala Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra, Habiburokhman mempertanyakan kesiapan KPU dalam penyelenggaraan Pemilu 2014. Menurutnya kesiapan KPU patut dipertanyakan karena hingga saat ini masalah data pemilih belum juga terselesaikan.  Menurut Habiburokhman, penyelesaian masalah Daftar Pemilih Tetap (DPT) seolah berjalan di tempat. Banyak persoalan DPT yang disuarakan oleh partai politik dan LSM yang tidak ditindaklanjuti oleh KPU.

Salah satu masalah DPT adalah tidak bisa diaksesnya data DPT oleh parpol dan publik. “Hal tersebut tentunya menimbulkan kecurigaan dari masyarakat karena yang mengetahui keakuratan data tersebut hanya KPU sendiri. KPU  hingga saat ini belum menepati janjinya untuk mengundang tim IT parpol untuk sama-sama mencermati data DPT” jelas Habiburokhman. 

Sementara KPU juga tidak menanggapi secara serius hasil penyisiran tim IT Gerindra bahwa ada 3,7 juta kasus atau sekitar 8,5 juta potensi pemilih ganda. Laporan Gerindra berupa 120.000 lembar dokumen mengenai data DPT yang bermasalah hanya dijawab oleh KPU dengan 2 lembar surat yang isinya sangat menyederhanakan masalah dengan mengatakan orang-orang tersebut benar-benar ada tanpa melampirkan bukti apapun.

Gerindra juga mengatakan bahwa KPU belum pernah menjawab secara jelas soal keanehan angka DPT 186 juta yang lebih tinggi 10 juta dengan proyeksi jumlah penduduk pemilih versi DAK Depdagri 176 juta, Menurut BPS jumlah penduduk yang sudah berumur 17 tahun di seluruh Indonesia paling tinggi 70% dari jumlah penduduk, maka secara nasional jumlah pemilih adalah sekitar 176 juta atau 70% dari jumlah penduduk yang jumlahnya 251 juta.
 

“Perlu digarisbawahi bahwa manipulasi DPT merupakan modus klasik kecurangan pemilu. Dengan DPT yang semrawut mudah sekali terjadi terjadi penggelembungan suara partai tertentu tanpa terdeteksi ditingkatan TPS. Gerindra akan mengerahkan segenap sumber daya untuk terus mengkritisi dan memantau DPT.” tutup Habiburokhman.

Ingin Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Helmalia Putri Siap Berjuang Bersama Gerindra


Berawal dari syuting film Laskar Anak Pulau yang berlokasi di Pulau Akar, Kepulauan Riau, Helmalia Jelita Putri mengetahui secara langsung kondisi pulau tersebut yang kekurangan air bersih dan juga kekurangan pasokan listrik. Melihat kondisi tersebut, Helmalia tergerak untuk melakukan perubahan di wilayah Kepulauan Riau.

“Saat di lokasi syuting film Laskar Anak Pulau saya banyak berkomunikasi secara langsung dengan masyarakat sekitar untuk lebih mendalami peran sebagai warga di wilayah tersebut. Masyarakat di Pulau Akar bercerita bahwa mereka kekurangan stok air bersih, bahkan  ada sebuah keluarga yang harus membayar 3 juta rupiah perbulan hanya untuk air bersih. Di Pulau tersebut juga banyak anak yang putus sekolah. Saya juga kemudian mengetahui bahwa tidak ada aparat pemerintahan setempat yang merespon keluhan warga. Saya kemudian merasa harus melakukan sesuatu. Namun saya bingung harus melakukan apa.”

Perempuan yang dikenal sebagai aktris film dan sinetron ini kemudian menyadari bahwa cara untuk melakukan perubahan yang nyata adalah dengan terjun secara langsung di bidang politik. “Saya awalnya tidak tahu sama sekali mengenai politik, namun ada satu pernyataan dari Bapak Hashim Djojohadikusumo bahwa jika orang-orang baik tidak ada yang masuk dunia politik maka dunia politik akan dikuasai oleh orang jahat. Untuk melakukan perubahan memang harus terjun langsung ke dunia politik. Dengan menjadi anggota legislatif saya bisa menyuarakan aspirasi rakyat secara langsung.

Saya kemudian memilih bergabung dengan Partai Gerindra. Awalnya saya melihat Gerindra sebagai partai yang bersih dan berkomitmen penuh terhadap pemberantasan korupsi. Saya juga kagum dengan sosok Bapak Prabowo Subianto yang tegas dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap bangsa dan negara. Hal lain yang tak kalah penting adalah Gerindra adalah satu-satunya partai politik yang mempunyai visi misi yang jelas dan terukur. Hal tersebut ditunjukkan dengan 6 Program Aksi Transformasi Bangsa Partai Gerindra.

Helmalia menjelaskan bahwa sebagai caleg, kegiatan yang paling banyak dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi secara langsung dengan warga sekitar. “Saya banyak melakukan kegiatan kunjungan untuk berkomunikasi secara langsung dengan masyarakat. bahkan pernah dalam sehari saya mengunjungi 9 pulau sekaligus. Hal tersebut saya lakukan agar dapat berinteraksi secara luas dan intensif. Sebagai caleg, perhatian terbesar saya adalah di bidang pendidikan. Salah satu kegiatan yang saya lakukan adalah dengan membuat perpustakaan keliling. Alhamdulillah respon dari masyarakat sangat baik. Saya sangat yakin bahwa kemajuan bangsa ini ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Saya siap berjuang bersama Gerindra untuk mewujudkan cita-cita tersebut,” tegasnya.

Jumat, 07 Februari 2014

Asal Usul Kota Gresik

 
Gresik sudah dkenal sejak abad ke-11 ketika tumbuh menjadi pusat perdagangan tidak saja antar pulau, tetapi sudah meluas keberbagai Negara. Sebaga kota Bandar, Gresik banyak dikunjungi pedagang Cina, Arab, Gujarat, Kalkuta, Siam, Benggali, Campa dan lain-lain. Gresik mulai tampil menonjol dalam peraturan sejarah sejak berkembangnya agama Islam di tanah Jawa. Pembawa dan penyebar agama islam tersebut tidak lain adalah Syech Maulana Malik Ibrahim yang bersama-sama Fatimah Binti Maimun masuk ke Gresik pada awal abad ke-11.

Sejak lahir dan berkembangnya kota Gresk selain berawal dari masuknya agama Islam yang kemudian menyebar keseluruh pulau Jawa, tidak terlepas dari nama Nyai Ageng Penatih, dari janda Kaya Raya, yang juga seorang syahbandar, inilah nantinya akan kita temukan nama seseorang yang kemudian menjadi tonggak sejarah berdirinya kota Gresik.

Dia adalah seorang bayi asal Blambangan (Kabupaten Banyuwangi) yang dbuang ke laut oleh orang tuanya. Dan ditemukan oleh para pelaut anak buah Nyai Ageng Pinatih yang kemudian diberi nama Jaka Samudra. Setelah perjaka bergelar Raden Paku yang kemudian menjadi penguasa pemerintahan yang berpusat di Giri Kedaton, dari tempat inilah beliau kemudian dikenal dengan panggilan Sunan Giri. 
Kalau Syech Maulana Malik Ibrahim pada jamannya dianggap sebagai para penguasa, tiang para raja dan menteri, maka Sunan Giri disamping kedudukannya sebagai seorang Sunan atau Wali (penyebar agama Islam) juga dianggap sebagai Sultan/Prabu (penguasa pemerintahan)

Sunan Giri dikenal menjadi salah satu tokoh Wali Songo ini, juga dikenal dengan prabu Satmoto atau Sultan Aiun Yaqin. Tahun dimana beliau dinobatkan sebagai penguasa pemerintahan (1487 M) akhirnya dijadikan sebagai hari lahirnya kota Gresik. Beliau memerintah gresik selama 30 tahun dan dilanjutkan oleh keturunanya sampai kurang lebih 200 tahun.

Menjabat sebagai bupati yang pertama adalah Kyai Ngabehi Tumenggung Poesponegoro pada tahun 1617 saka, yang jasadnya dimakamkan di komplek makan Poesponegoro di Jalan Pahlawan Gresik, satu komplek dengan makam Syech Maulana Malik Ibrahim.

Di Gresik terdapat banyak jalan. Diantaranya adalah Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo. Jalan tersebut merupakan jalan yang paling ramai dilalui oleh kendaraan, apalagi kalau pada saat jam berangkat kerja maupun jam pulang kerja. Di jalan tersebut merupakan perlintasan dari rumah penduduk ke tempat kerja atau kantor. 

Selain Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husono terdapat juga Jl. Kartini, Jalan tersebut terdapat banyak perkantoran dan Bank. Dan untuk Jl. Panglima Sudirman adalah pusat perdangangan Handphone atau Ponsel. Beda lagi dengan Jl. Mayjen Sungkono, di jalan tersebut terdapat banyak manufacture atau pabrik yang mengembangkan usahanya di daerah tersebut. ada banyak lagi jalan di Gresik, untuk mengetahuinya anda dapat berkunjung langsung ke Gresik. 

Di Gresik terdapat banyak jalan. Diantaranya adalah Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo. Jalan tersebut merupakan jalan yang paling ramai dilalui oleh kendaraan, apalagi kalau pada saat jam berangkat kerja maupun jam pulang kerja. Di jalan tersebut merupakan perlintasan dari rumah penduduk ke tempat kerja atau kantor. 

Selain Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husono terdapat juga Jl. Kartini, Jalan tersebut terdapat banyak perkantoran dan Bank. Dan untuk Jl. Panglima Sudirman adalah pusat perdangangan Handphone atau Ponsel. Beda lagi dengan Jl. Mayjen Sungkono, di jalan tersebut terdapat banyak manufacture atau pabrik yang mengembangkan usahanya di daerah tersebut. ada banyak lagi jalan di Gresik, untuk mengetahuinya anda dapat berkunjung langsung ke Gresik.

Kalau kita membicarakan kota Gresik, pasti kita ingat dengan Pudak dan Otak-otak. Gresik memang dikenal dengan Kota Pudak, karena disinilah asal dari pudak. Pudak banyak diproduksi dan dipasarkan di kota Gresik, selain pudak di Gresik kita juga akan menemui banyak Otak-otak dan Nasi krawu. ketiga makanan tersebut (Pudak, Otak-otak dan Nasi krawu) telah melekat dengan kota Gresik.

Adapun kita dapat menemui pedagang pudak di Jl. Sindujoyo Gresik dan sekitarnya. Di sana Pudak di produksi dan dipasarkan. Bagi yang ingin mencoba masakan atau jajanan khas Gresik dapat mengunjungi langsung ke Kota Gresik. 

Selain jajanan khas daerah Gresik tersebut anda jangan kaget kalau di Gresik terdapat banyak Warung kopi. Masyarakat Gresik sejak jaman dulu dikenal senang berkumpul, oleh karena itu banyak didirikan warung kopi di Kota Gresik 

Di Gresik ada beberapa tempat olahraga tapi salah satu yang terbesar adalah Tri Dharma (Gedung Olahraga Petrokimia Gresik) yang terletak di Jl. Ahmad Yani. Banyak even olah raga nasional bahkan internasional yang pernah dilaksanakan di Gedung olahraga tersebut. Olahraga yang biasa dilaksanakan di dalam gedung tersebut adalah Bola Volly dan untuk yang dibelakang Gedung Olahraga tersebut ada Stadion Petrokimia Gresik yang sampai sekarang sering di gunakan dalam even olahraga nasional.

Selain itu di Gresik juga banyak ditemui beberapa Gedung Pertemuan diantaranya adalah Tri Dharma dan Wisma Semen Gresik. Untuk Gedung Wisma Semen Gresik terletak bersebelahan dengan Gedung Utama PT. Semen Gresik yang berada di Jl. Veteran. Selain Kedua Gedung Pertemuan di atas masih banyak lagi Gedung pertemuan di Gresik.


Rabu, 05 Februari 2014

Asal-Usul Kabupaten Lamongan



Nama Lamongan berasal dari nama seorang tokoh pada masa silam. Pada zaman dulu, ada seorang pemuda bernama Hadi, karena mendapatkan pangkat rangga, maka ia disebut Ranggahadi. Ranggahadi kemudian bernama Mbah Lamong, yaitu sebutan yang diberikan oleh rakyat daerah ini. Karena Ranggahadi pandai Ngemong Rakyat, pandai membina daerah dan mahir menyebarkan ajaran agama islam serta dicintai oleh seluruh rakyatnya, dari asal kata Mbah Lamong inilah kawasan ini lalu disebut Lamongan.
Adapun yang menobatkan Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama, tidak lain adalah Kanjeng Sunan Giri IV yang bergelar Sunan Prapen. Wisuda tersebut bertepatan dengan hari pasamuan agung yang diselenggarakan di Puri Kasunanan Giri di Gresik, yang dihadiri oleh para pembesar yang sudah masuk agama Islam dan para Sentana Agung Kasunanan Giri. Pelaksanaan Pasamuan Agung tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Besar Islam yaitu Idhul Adha tanggal 10 Dzulhijjah.
Berbeda dengan daerah-daerah Kabupaten lain khususnya di Jawa Timur yang kebanyakan mengambil sumber dari sesuatu prasasti, atau dari suatu Candi dan dari peninggalan sejarah yang lain, tetapi hari lahir lamongan mengambil sumber dari buku wasiat. Silsilah Kanjeng Sunan Giri yang ditulis tangan dalam huruf Jawa Kuno/Lama yang disimpan oleh Juru Kunci Makam Giri di Gresik. Almarhum Bapak Muhammad Baddawi di dalam buku tersebut ditulis, bahwa diwisudanya Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan dilakukan dalam pasamuan agung di Tahun 976 H. Yang ditulis dalam buku wasiat tersebut memang hanya tahunnya saja, sedangkan tanggal, hari dan bulannya tidak dituliskan.
Oleh karena itu, maka Panitia Khusus Penggali Hari Jadi Lamongan mencari pembuktian sebagai dasar yang kuat guna mencari dan menetapkan tanggal, hari dan bulannya. Setelah Panitia menelusuri buku sejarah, terutama yang bersangkutan dengan Kasunanan Giri, serta Sejarah para wali dan adat istiadat di waktu itu, akhirnya Panitia menemukan bukti, bahwa adat atau tradisi kuno yang berlaku di zaman Kasunanan Giri dan Kerajaan Islam di Jawa waktu itu, selalu melaksanakan pasamuan agung yang utama dengan memanggil menghadap para Adipati, Tumenggung serta para pembesar lainnya yang sudah memeluk agama Islam. Pasamuan Agung tersebut dilaksanakan bersamaan dengan Hari Peringatan Islam tanggal 10 Dzulhijjah yang disebut Garebeg Besar atau Idhul Adha.
Berdasarkan adat yang berlaku pada saat itu, maka Panitia menetapkan wisuda Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama dilakukan dalam pasamuan agung Garebeg Besar pada tanggal 10 Dzulhijjah Tahun 976 Hijriyah. Selanjutnya Panitia menelusuri jalannya tarikh hijriyah dipadukan dengan jalannya tarikh masehi, dengan berpedoman tanggal 1 Muharam Tahun 1 Hijriyah jatuh pada tanggal 16 Juni 622 Masehi, akhirnya Panitia Menemukan bahwa tanggal 10 Dzulhijjah 976 H., itu jatuh pada Hari Kamis Pahing tanggal 26 Mei 1569 M.
Dengan demikian jelas bahwa perkembangan daerah Lamongan sampai akhirnya menjadi wilayah Kabupaten Lamongan, sepenuhnya berlangsung di zaman keislaman dengan Kasultanan Pajang sebagai pusat pemerintahan. Tetapi yang bertindak meningkatkan Kranggan Lamongan menjadi Kabupaten Lamongan serta yang mengangkat/mewisuda Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama bukanlah Sultan Pajang, melainkan Kanjeng Sunan Giri IV. Hal itu disebabkan Kanjeng Sunan Giri prihatin terhadap Kasultanan Pajang yang selalu resah dan situasi pemerintahan yang kurang mantap. Disamping itu Kanjeng Sunan Giri juga merasa prihatin dengan adanya ancaman dan ulah para pedagang asing dari Eropa yaitu orang Portugis yang ingin menguasai Nusantara khususnya Pulau Jawa.
Tumenggung Surajaya adalah Hadi yang berasal dari dusun Cancing yang sekarang termasuk wilayah Desa Sendangrejo Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan. Sejak masih muda Hadi sudah nyuwito di Kasunanan Giri dan menjadi seorang santri yang dikasihi oleh Kanjeng Sunan Giri karena sifatnya yang baik, pemuda yang trampil, cakap dan cepat menguasai ajaran agama Islam serta seluk beluk pemerintahan. Disebabkan pertimbangan itu akhirnya Sunan Giri menunjuk Hadi untuk melaksanakan perintah menyebarkan Agama Islam dan sekaligus mengatur pemerintahan dan kehidupan Rakyat di Kawasan yang terletak di sebelah barat Kasunanan Giri yang bernama Kenduruan. Untuk melaksanakan tugas berat tersebut Sunan Giri memberikan Pangkat Rangga kepada Hadi.
Ringkasnya sejarah, Rangga Hadi dengan segenap pengikutnya dengan naik perahu melalui Kali Lamong, akhirnya dapat menemukan tempat yang bernama Kenduruan itu. Adapu kawasan yang disebut Kenduruan tersebut sampai sekarang masih ada dan tetap bernama Kenduruan, berstatus Kampung di Kelurahan Sidokumpul wilayah Kecamatan Lamongan.
Di daerah baru tersebut ternyata semua usaha dan rencana Rangga Hadi dapat berjalan dengan mudah dan lancar, terutama di dalam usaha menyebarkan agama Islam, mengatur pemerintahan dan kehidupan masyarakat. Pesantren untuk menyebar Agama Islam peninggalan Rangga Hadi sampai sekarang masih ada.