Kasus pornografi anak kembali mengemuka setelah polisi menangkap
pelaku bisnis video online pornografi anak, Deden Martakusumah di
Bandung. Menurut pihak kepolisian, Modus yang dilakukan Deden adalah
dengan mengunduh video porno anak dari situs luar negeri kemudian ia
unggah kembali di beberapa situs yang dikelolanya. Untuk bisa mengakses
situs dan mengunduh video, pengunjung situs dikenai biaya Rp. 30 ribu
hingga Rp. 80 ribu.
Juru bicara bidang teknologi informasi Partai Gerakan Indonesia Raya
(Gerindra), M. Ralie Siregar mengatakan bahwa Gerindra sangat mengutuk
kasus pornografi anak tersebut. “Pornografi anak adalah tindakan yang
terkutuk, pelaku harus diberi hukuman yang berat agar kasus seperti ini
tidak terjadi lagi.”
Ralie mengatakan bahwa pornografi sangat berbahaya bagi generasi
penerus bangsa, oleh karena itu harus dilakukan upaya yang konkrit dari
pemerintah untuk mengatasi hal tersebut. “Kementerian Komunikasi dan
Informasi (kominfo) memang telah mengupayakan pemblokiran situs-situs
yang mengandung konten pornografi. Namun pada kenyataannya walau sudah
dilakukan pemblokiran tetap saja bisa bisa ditembus. Oleh karena itu
perlu dilakukan pengawasan secara terus-menerus dan komprehensif, selain
itu perlu ada evaluasi secara berkala untuk untuk memastikan sistem
pengawasan berjalan dengan baik.”
Menurut Ralie, Pemerintah juga bisa bekerjasama dengan Internet
Service Provider (ISP) untuk melakukan pemblokiran dan juga melacak hal
adanya konten-konten pornografi termasuk diantaranya pornografi anak.
“Jika melihat kasus Deden, yang bersangkutan kan mengunduh video melalui
ISP lokal. Seharusnya sejak awal sudah bisa dilacak, tak perlu menunggu
hingga video-video itu tersebar. Jika pemerintah dan kepolisian tidak
cepat tanggap yang dirugikan tentu saja anak-anak sebagai generasi
penerus bangsa. Seharusnya mereka diberikan perlindungan penuh dari
pornografi.”
Yang paling penting dalam menyikapi kasus ini adalah kemauan dari
pemerintah untuk menanggulangi agar kasus seperti ini tidak terulang
kembali. Jangan tunggu anak-anak kita menjadi rusak baru kemudian
pemerintah turun tangan. Masa depan bangsa ini ditentukan oleh mereka,
mau jadi apa bangsa ini jika generasi penerusnya rusak.” tutup Ralie.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar